Kesan-kesan Peserta SJM

Posted on Minggu, Februari 05, 2012


Berikut ini adalah kesan-kesan peserta diklat jurnalistik di SJM:

Garg:
Sederhana, itulah yang sekilas dapat dirasakan saat saya memasuki salah satu blok perkantoran di kawasan Matraman. Ruko-ruko yang tertutup rapat oleh pintunya, menunjukkan sebuah ketenangan perkantoran di kala weekend. Namun, sebuah kejanggalan terjadi di salah satu blok yang berspanduk Sekolah Jurnalistik dan Multimedia. Sekolah Jurnalistik dan Multimedia (SJM) melakukan aktivitas pembelajaran bagi orang-orang yang kreatif dan ingin menjadi kreatif di ruko ini.


Sekolah informal yang mengajarkan bagaimana cara menulis secara kreatif ini berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Pembelajaran yang dikondisikan secara santai dan komunikatif ini memberikan materi-materi untuk mengasah kemampuan menulis dan jurnalistik. Dari namanya saya mengira bahwa sekolah ini hanya ditujukan bagi para calon wartawan. Namun, saya merasakan bahwa sekolah ini cukup unik untuk melatih mengungkapkan isi pikiran secara terstruktur.

Meskipun materi-materi jurnalistik sudah tidak asing bagi saya, namun saya cukup betah untuk mendengar ocehan-ocehan para pembicara yang membimbing setiap minggunya. [\]


Retno:
Awalnya sih sebenarnya hanya untuk mengisi waktu senggang, tapi ternyata keputusan untuk mengambil pelatihan menulis di School of Journalism & Media (SJM) ternyata memberi banyak pengalaman dan menambah motivasi untuk mulai belajar menulis. Intinya, ilmu bertambah sekaligus having fun.

Para pengajar di SJM sendiri berasal dari kalangan praktisi media seperti Kang Arul yang memiliki menulisyuk.com, Mas Wasis dari Harian Seputar Indonesia (Sindo), Pak Mulya, Kang Yayat, Pak Kiting, dan beberapa akademisi lainnya. Metode belajarnya yang santai tapi serius cukup memberi kemudahan bagi peserta untuk mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu, para pengajar juga cukup bermurah hati untuk sharing pengalaman mereka selama berkecimpung di dunia media. Tak heran, para peserta pelatihan yang terdiri dari para mahasiswa dan dari khalayak umum cukup antusias selama berada di dalam pelatihan.

Materi yang disampaikan di dalam SJM sendiri cukup mudah diikuti bagi pemula karena disampaikan dengan sistematis dan mudah dimengerti. Isi materinya sendiri menurut saya cukup representatif dan terkini, mulai dari teori dasar tentang jurnalisme, cara menulis berita dan feature, hingga menulis artikel. Di pelatihan ini kami juga mendapatkan fotografi jurnalistik, cara menulis resensi buku, menulis biografi, hingga cara membuat blog.

Selain disajikan dengan teknik presentasi melalui proyektor, materi juga disajikan dalam bentuk hardcopy untuk masing-masing pengajar. Namun, menurut saran saya, materi akan lebih baik jika dijadikan sebuah modul lengkap sehingga proses mengajar lebih efisien.

Melalui pelatihan ini, SJM membuktikan bahwa belajar menulis itu merupakan proses yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kreatifitas kita dalam mengekspresikan diri.

Thank you, SJM !

Haris:

Sebuah Sekolah Jurnalistik dan Multimedia (SJM) telah diremikan oleh Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional, Ekodjatmiko Sukarso, pada hari Senin, 15 Februari 2010.

Sekitar dua minggu terakhir ini, saya "ngelmu" di sebuah sekolah Jurnalistik. Asyik memang, karena di Indonesia untuk berlajar soal urusan jurnalisme ini, masih lumayan langka alias belum terlalu menjamur. Di sini kami belajar banyak mengenai jurnalisme/reportase.

Seperti bagaimana cara menulis features, opini, berita, lead radio, tak lupa disertai proses melakukan interview dan investigasi. Gaya pembelajaran yang diterapkan di SJM menggunakan metode diksusi proaktif. Tidak terlalu formal memang, sehingga tidak membosankan.

Kepala sekolah kami Pak Rahmintama atau biasa disapa dengan sebutan Mas "Kiting", adalah orang yang enak untuk diajak bertukar pikiran. Bisa membahas soal apa saja, terutama yang berkenaan dengan dunia Jurnalisme. Di sini juga ada kelas fotografi loh

Suasana belajar nyaman, dibimbing oleh para profesional di bidangnya. Saya jadi lebih memahami bagaimana tulisan-tulisan yang ada dalam media cetak itu berproses dari awal sampai akhir.[\]
Selengkapnya...

Posted in